Minggu, 02 Mei 2010

Menghargai hidup

I. Tindakan-tindakan menghilangkan nyawa

Ada gejala-gejala dalam masyarakat kita yang menunjukkan bahwa hidup/nyawa manusia kurang dihargai, nyawa manusia sering dinilai tidak lebih dari beberapa ratus rupiah atau bahkan semangkuk bakso. Dan tidak jarang kaum muda terlibat didalamnya. Gejala-gejala tidak menghormati hidup manusia itu muncul dalam berbagai bentuk antara lain sebagai berikut.

a. Pembunuhan dan pembantaian manusia.
Sering terjadi bahwa pembunuhan dan pembantaian manusia karena alasan yang sepele. Tidak jarang hal ini terjadi karena tindakan-tindakan main hakim sendiri, tanpa proses peradilan. Begitu saja orang dikeroyok atau ditembak mati secara misterius. Tergeletak mati seperti seekor anjing kurapan.

b. Pengguguran kandungan (abortus)
Melenyapkan benih hidup yang mulai tumbuh dalam kandungan termasuk pembunuhan, walaupun mungkin banyak orang yang tidak menyadarinya.

c. Euthanasia
Yaitu tindakan membebaskan seseorang dari penderitaan yang terlalu berat dengan menyebabkan seseorang penderita mati secara pelan-pelan dan tidak terasa. Tindakan ini juga merupakan tindakan tidak menghormati hidup. Seperti kesenangan, penderitaan termasuk dalam hidup manusia yang mempunyai nilai dan maknanya sendiri. Manusia tidak dapat dilenyapkan dalam penderitaan.

d. Tindakan yang membahayakan kehidupan manusia
Contoh: Kebut-kebutan di jalan, narkotika, mabuk-mabukan, dsb. Bahaya yangterbesar untuk kehidupan manusia adalah PERANG!!!

e. Tindakan menekan kehidupan manusia
Contoh: fitnah, terror mental, ancaman, perbudakan, diskriminasi rasial, dsb.

Semua tindakan tersebut di atas menunjukkan bahwa manusia kurang menghormati hidup sendiri dan hidup sesama manusia.

II. Salah satu sebabnya

mengapa dapat terjadi tindakan-tindakan tidak menghormati hidup? Tentu saja ada banyak alasannya. Disini hanya akan dikemukakan satu alasan, yaitu tayangan media yang mempertontonkan kekerasan. Seorang ibu pernah menulis disurat pembaca dari Koran Kompas sbb:
Dewasa ini beberapa stasiun televisi menyajikan tayangan kriminalitas dengan kemasan beranekaragam. Kenyataanya memang seolah berlomba mneyuguhkan kesadisan secara tidak sengaja. Ironisnya, Bangsa kita mempunyai animo besar terhadap suguhan-suguhan seperti itu. Karena itu, Penonton dari usia balita sampai manula menjadi sangat terbiasa dengan kosa kata seperti jarah, pembunuhan, mutilasi, bunuh diri, kekerasan seksual, percabulan, pembacokan, penusukan,pengedaran dan pemakaian obat bius, dsb.
Seperti kita ketahui, "kejahatan yang dipelajari" adalah "dimana seseorang yang secara tidak sadar merekam kejadian-kejadian/tayangan didalam alam bawah sadar". Karena itu, begitu ada pemicu/pendorong yang kuat atau pada saat seseorang kepepet dia akan melakukan hal itu tanpa harus berpikir rasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar